pergilah dan jangan kembali via http://dylandsara.com





Lucu sekali melihatmu sekarang, foto mesra berdua yang beredar leluasa di sosial media. Dia kah itu? Alasanmu memilih pergi dan berlalu
"Maaf aku tidak bisa melanjutkan hubungan kita, aku pikir sekarang aku harus sendiri dulu, hidup bebas tanpa beban"
Pesan singkatmu yang yang masuk ke ponselku sore itu begitu menyayat seperti sembilu, separah apa salahku? Sampai tak layak kah aku meminta satu kesempatan darimu? Sudahlah, aku tak kan lagi memintamu memutar kemudi, lanjutkan perjalannmu, kemana pun akhirnya nanti, aku sudah tak peduli.
Apa yang harus kutanyakan lagi, perpisahan yang sudah bulat jadi inginmu, kesalahan yang semuanya kau limpahkan padaku, memilih pergi yang bagimu adalah harga mati. Ahh...dengan level hubungan kita, semudah itu kah kau memutuskan untuk berhenti mencoba? Bukankan selama ini aku selalu mengokohkan diri, menjadi tembok yang siap kau bombardir dengan senjata perang apa saja? Komunikasi yang berhenti belum genap seminggu, kamu meminta waktu untuk berpikir dulu, nyatanya membawamu pada keputusan untuk pergi dariku. Kamu mau sendiri dulu, itu katamu. Tapi nyatanya toh hanya butuh tiga hari kau sudah terang-terangan memamerkan dia yang baru di depanku.
Jika satu hari nanti kau bertanya-tanya bagaimana kabarku, aku hanya ingin menyampaikan ini, tentang perkara yang tidak pernah kau tahu-dulu!

Cintaku memang tak lantang kusiarkan, tapi bukankah kita sepakat bahwa hubungan yang dewasa tidak perlu publikasi dan drama berlebihan?

Aku memang bukan orang yang terbiasa memamerkan kemesraan, bagiku, apa pentingnya? Bukankah cukup kita saja yang menikmati rasa? Aku tidak pernah memenuhi ponselmu dengan ucapan rindu tapi bukan berarti kamu tidak ada di hatiku. Mungkin aku memang pelit membagi ciuman, juga sangat sedikit menghujanimu dengan pelukan, tapi tidak ada yang berkurang dari ikatan "aku milikmu"! Jarak yang membatasi kuantitas pertemuan kita sudah mengajarkanku untuk berdamai dengan rindu, memandang fotomu dan memutar ulang rekaman suaramu sudah jadi kegiatan sehari-hari favoritku. Apa kamu pernah tahu? Ahh...mungkin tidak, mungkin saja saat itu disana sudah ada dia yang bersedia memelukmu setiap kamu lelah selepas pulang kerja. Tanganku memang tidak ada di sana untuk menepuk punggungmu, namun setiap malam doaku tidak pernah luput untuk memelukmu.

Kata pisah yang meruntuhkan duniaku sore itu membuatku bertanya "apakah aku benar-benar tidak cukup sebagai manusia?"

Tanpa mencoba berbicara untuk meluruskan semua, kamu memilih untuk langsung melangkah pergi saja. Masih jelas sekali bagaimana setelah itu aku menghabiskan waktu di kamar berhari-hari, menekuk lutut ke dada, memeluk diri sendiri, dengan luka menganga yang terasa nyeri sekali. Alasanmu memilih mengakhiri membuatku menyesali diri, betapa aku yang bersalah dan membuatmu pergi. Rutinitas hidupku kujalani dengan berat sekali. Aku masih ingat berapa kali sehari di tempat kerja aku harus menyelinap ke lantai dua hanya demi menghapus air mata. Teman-temanku masih dengan ringan menyebut namamu dan menanyakan kabar kita, bagaimana caraku menjelaskan? Saat itu aku benar-benar menjadi pesakitan, tidak mampu bergerak dan meluruskan pikiran. Aku hanya ingin kembali, kembali, dan memperbaiki. Tapi nyatanya usahaku membangkitkan memori pun tak menggerakkan hatimu sama sekali.
"Tidak ada yang adil di dunia ini, kecuali Tuhan"
Jawabmu ketika kuingatkan betapa sebelumnya aku selalu memafkan dan memberimu kesempatan. Huuufftt...kata-kata itu sekarang terdengar lucu dan sangat menggelikan! Jadi dulu kau bebas memintaku kembali karena merasa Tuhan yang mentakdirkan? Sedangkan dirimu bisa datang dan pergi sesuka hati karena kamu tidak se-adil Tuhan?
Istimewa sekali hakmu sebagai manusia!

Dalam setiap permintaan yang kau sebut sebagai tututan, diam-diam sebenarnya masa depan kita sedang aku persiapkan.

Aku banyak menuntutmu, katamu. Baiklah, mari kita luruskan. Apa kamu masih ingat rencanamu dulu? Bukankah terakhir kali kau memintaku kembali ke pelukmu dulu bukan hanya untuk menjadi partner jalan-jalan, tetapi untuk menjadi ibu dari anak-anakmu? Masih ingatkah kamu, bahwa untuk meyakinkanku pada niat baikmu kala itu kamu membawaku ke hadapan orang tuamu? Kamu bahkan sudah memperkenalkanku di hadapan segenap keluarga besarmu, foto bersama di tengah acara pun sudah terpasang rapi di album berwarna biru. Sedalam apa hubungan kita, dan sebanyak apa rencana yang kita punya, silakan kau ingat-ingat sendiri saja.
Demi pulang ke rumah yang sama di tahun depan, kupersiapkan setiap detil yang kita butuhkan. Kuputuskan untuk bekerja lebih keras dan mengambil banyak sampingan hanya untuk memenuhi isi tabungan. Agar bisa menutup biaya pesta nantinya, mimpiku untuk berkeliling dunia pun aku tangguhkan. Apa kamu tahu, saat aku merayumu untuk menunda dulu membeli kendaraan impianmu, diam-diam sebenarnya sudah kuperhitungkan, dua atau tiga bulan ke depan uang muka rumah idaman kita sudah bisa terbayarkan. Mari kita mulai dengan hal yang penting-penting saja dulu, bukanlah semua yang hanya untuk senang-senang sifatnya harus bisa menunggu? Saat aku menggodamu untuk mulai merintis tempat usaha kita sendiri, bukankah sudah jelas sekali itu karena aku sedang mempersiapkan diri. Kau menginginkan istri yang sepenuhnya mendampingi, berada di rumah, mengurus anak-anak, dan menunggumu pulang kerja setiap hari. Untuk itu pun kutunda rencanaku melanjutkan pendidikan, dan kuurungkan cita-cita berkarier tinggi-tinggi di luaran sana, ku putuskan nanti aku akan bekerja di rumah saja, menyapu, memasak, dan mengembangkan usaha kita, agar hidup berkecukupan tidak lagi hanya sebatas mimpi. Tapi aahhh....semua usahaku saat itu bagimu mungkin terasa menuntut sekali.

Kubesarkan hati dan berdoa, semoga kali ini dia lah orangnya, bukan lagi kekasih perantara, apalagi yang sementara.

Saat ini senyummu sudah mengembang kemana-mana. Kau sudah berbagi tawa dan peluk mesra dengan anak manusia lainnya. Kadang aku bertanya-tanya, tidak berbekas kah aku di sana? Mengingat level hubungan kita yang bukan lagi gaya cinta remaja. Agak sulit kupercaya, jika kau memang pergi bukan karena dia, begitu cepatkah diriku tergantikan olehnya? Lubang di dadaku mungkin masih menganga, tapi perihnya sudah tidak lagi terasa.
Kali ini sungguh aku berdoa, untukmu semoga memang dialah orangnya, yang bukan menjadi kekasih perantara, apalagi yang hanya sementara. Yang terluka itu, biar cukup hanya aku saja.
Dulu kamu pernah berkata, Tuhan menghitung air mataku sebagai doa, maka kali ini aku juga meyakini, Tuhan mencatat semua janji yang kau ingkari, dan bila hari perhitungan itu tiba, sungguh-sungguh aku berharap semoga kau terampuni.



Source: Hipwee

Ketidakadilan hanyalah proses mengikhlaskan hati via http://www.telegraph.co.uk

Manusia akan merasa down ketika dihadapkan dengan kegagalan dan penolakan. Apalagi masalah seperti itu akan sering dihadapi anak muda seperti kita. Tidak bisa dipungkiri perasaan sedih, kecewa, marah, kesel akan menghampiri. Tapi mau gimana lagi inilah hidup dengan sejuta ceritanya. Bukankah Tuhan sendiri yang menjanjikan akan Selalu ada pengganti di setiap penolakan dan kehilangan.

Tapi yang dialami anak muda sekarang seperti saya adalah Penolakan karena diabaikan orang yang kita suka dan sayangi sehingga kehilangan kesempatan untuk menjalin hubungan bahkan yang paling ngetrend istilahnya cinta bertepuk sebelah tangan, kemudian kegagalan dalam sebuah hubungan seperti kehilangan kekasih karena putus cinta , belum lagi kehilangan kesempatan karena gagal masuk pekerjaan yang kita inginkan atau sekolah yang kita inginkan.
 Memang kadang rasanya tak adil, tapi sesungguhnya ini adalah proses hidup untuk melatih ikhlasnya hati
Dan hampir semua orang besar selalu mengalami penolakan dan kehilangan, bukan sekali dua kali bahkan ada yang sampe ribuan kali. Kita lihat bagaimana Jack Ma seorang pendiri Alibaba.com di Cina awalnya ditolak puluhan perusahaan. Atau seorang Mario Teguh yang selalu diabaikan wanita masa mudanya bisa mendapatkan Istri yang cantik dan sukses seperti sekarang.

1. Kegagalan (sementara) karena Cinta kita diabaikan

Hal yang membuat sakit akan membuat kuat via http://weheartit.com
Sedih ? Pasti. Down? Tentu. Tapi bukankah itu lebih baik untuk mengupayakan diri kita menjadi orang yang lebih baik. Berarti memang kita sedang pantas dan harus terjadi. Kita tidak boleh menyalahkan orang yang menolak kita, karena itu cara Tuhan mengingatkan kita melalui orang yang menolak kita. Tujuannya agar kita lebih matang dan membentuk kita. Dengan diabaikannya kita berarti Tuhan mengingatkan bahwa orang itu bukan orang yang baik untuk kita, dan kita wajib memantaskan diri untuk orang yang lebih baik.

Yakinlah selalu bersama Tuhan. Karena Ia yang selalu Menguatkan kita
Apapun yang terjadi harus tetep positif. Untuk seorang wanita yang diabaikan oleh laki-laki tidak usah terlalu lama sedih dan kecewa, coba deh lihat disekitarmu ada seorang laki-laki yang memperhatikanmu setiap saat tapi tidak pernah engkau respon kehadirannya, sadari dia betapa pedulinya pria itu kepada kamu. Untuk seorang laki-laki yang diabaikan wanita juga tidak usah sok kuat dan galau waktu sendiri. Tetap semangat dan memantaskan diri sembari fokus masa depan. Bukankah wanita yang sederhana meskipun belum bisa masak tapi mementingkan masa depan kalian jauh lebih menarik daripada wanita yang hanya bisa berdandan dan belanja di mall.

2. Kehilangan kekasih karena Dikhianati

Ketiadaan mengajarkan makna betapa beharganya keberadaan via http://www.jacquewatkins.com
 Masalah pengkhianatan percintaan adalah hal yang sering dialami anak muda. Bahkan hampir semua orang pernah mengalaminya. Pada dasarnya Tuhan sebenarnya udah mengingatkan kita terhadap sesuatu yang tidak baik untuk kita, tapi terkadang kita sebagai manusia mengabaikannya. Contoh untuk perempuan, kita tahu orang yang kita sukai bukan orang yang baik tapi kalian tetap mengupayakannya dengan alasan bisa merubahnya nanti, setelah pacaran dan kemudian dikhianati para wanita akan bilang semua lelaki itu sama. Bagaimana bisa anda menyalahkan orang lain padahal anda sendiri yang mengambil keputusan. Contoh untuk para lelaki: anda melihat seorang wanita yang cantik dan seksi apalagi cewe itu punya banyak temen deket cowo. Anda sudah tahu itu tapi tetap diupayakan dan pada akhirnya ketika anda dikhianati, para pria tetap mencari orang dengan type yang sama.
 Terkadang perpisahan adalah jalan pembuka untuk untuk sesuatu hal yang lebih baik
 Tapi juga tidak semua pengkhianatan terjadi seperti itu, ada yang Tuhan berikan untuk pembelajaran. Coba kalian bayangkan kalau dia mengkhianati kalian saat kalian sudah menikah, pasti lebih sakit. Mereka yang menyakitimu hanyalah pribadi yang dipinjam Tuhan untuk membentuk kedewasaan kita. Maafkan saja dia, karena dengan ini kita lebih mensyukuri dan menghargai kasih sayang yang ada disekitar kita.

3. Ditolak berkali-kali oleh Perusahaan

Hal seburuk apapun akan berlalu juga via http://www.dailymail.co.uk
Penolakan sebenernya adalah sesuatu yang berharga dan harusnya kita bersyukur karena penolakan adalah pemanasan supaya kita naik tingkat. Perhatikan perubahan sikap anda ketika setiap selesai ditolak, pasti sikap kita bertambah dewasa. Kecuali anda tidak sanggup menyikapi penolakan itu dengan benar. Bila kita ditolak perusahan-perusahaan berarti ada beberapa kemungkinan antara usaha kita kurang serius dan memang belum waktunya. Tapi beberapa orang ada yang bilang itu belum rejekinya, sebenarnya kan rejeki tetap kita yang mengupayakan dan mengambilnya bukan? Jadikan penolakan itu untuk belajar lebih giat dan memantaskan diri untuk hal apa yang kita inginkan dan jangan lupa untuk berdoa pada Tuhan. Mereka aja yang tidak percaya Tuhan aja bisa sukses apalagi kita yang percaya Tuhan. Kenapa itu terjadi ? Karena Tuhan selalu menghargai setiap upaya
Orang yang tidak Ikhlas adalah orang yang meragukan keinginan Tuhan untuk menggantikan semua kehilangan yang ia alami
Tidak mungkin Tuhan membiarkan kita ditolak berkali-kali tanpa ada ujungnya dan hikmahnya. Semua juga akan berlalu dan kita akan tiba juga di suatu tempat terbaik yang diberikan Tuhan. Kalau anda tahu bahwa penolakan telah berhasil menolong banyak orang untuk menjadi lebih besar maka setiap kali ditolak kita harusnya lebih bersyukur. Berarti itu tanda-tanda alam bahwa kita sedang dibesarkan.

4. Bagaimana dengan mereka yang selalu beruntung?

Hidup itu bertumbuh via http://www.pinterest.com
Saya yakin mereka yang sering mengalami penolakan, pengkhianatan, kehilangan pernah merasakan iri atau berprasangkan bahwa Tuhan ini tidak adil. Kita melihat bagaimana teman kita selalu punya pacar yang cantik dan cakep setelah itu mereka mendapat pekerjaan yang hebat atau mereka hebat karena orang tuanya kaya, atau mereka tanpa susah payah dapat warisan dari orang tuanya. Bukan begitu Guys ? kalo ini saya melihatnya dari beberapa sudut pandang.
Sesungguhnya ada rencana Tuhan di setiap persoalan Hidup
misal mereka kelihatannya baik-baik aja dan selalu berhasil padahal dibelakang itu semua kita tidak pernah melihat perjuangan dia yang luar biasa, masalah dia juga sama besarnya dengan kita. Tapi dia memilih diam dan tetap berupaya. Kemudian ada yang melihat teman kita ga pernah ada masalah dan hidupnya selalu mujur, mungkin saja Tuhan belum memberikan masalah untuknya mungkin saja nanti ketika kita udah selesai dengan ujian yang diberikan Tuhan baru mereka yang diuji kehidupannya. Kita diuji lebih banyak karena Tuhan sayang pada kita agar kita menjadi orang besar kelak. Dan satu hal jangan pernah lupa “Selalu ada Pengganti di setiap Penolakan dan Kehilangan” yang diberikan Tuhan. So.. tetep berupaya dan positif.

5. Bersyukur dan Ikhlas

Sometimes no comment is good comment via http://self-inspiration.com
 Jangan Lupa Ikhlas dan Bersyukur


Source: Hipwee